MUTIARA PENAWAR RINDU
Kenangan masa lalu masih tersimpan
dalam sebuah cttn kecil, catatan itu begitu tak beraturan seperti putaran roda
gila dalam sebuah garden kendaraan. Mata ini sprit peduli menatap dalam sinar
temaram bohlam lampu yang kekuningan pada permukaan lembaran catatan yg sedikit
usang oleh zaman. Namun aku merasa catatan itu masih begitu terang, ketika
anganku masuk kedalam ingatan itu. Mski catatan itu tak lagi utuh, terkoyak dan
lapuk. Kelapukan itulah yg selama ini terus menggerogoti jiwaku, ingin rasanya
memulihkan kembali jiwa yang sudah rusak separuh oleh masa lalu.
Pikiran ini begitu dalam menancapkan
kenangan yang membayangi sukma, waktu itu kau berucap “ngapain mas kesini ?”
aku ingin kau kembali, tapi kau tdk sudi kita brsama lagi. Bukankah ini salah
kita bersama ? sinar mataku nanar padam, ibarat siang bagai malam yang kelam.
Hambar terasa menampar perasaanku, “ hidup memang harus memilih”. Sketika
terucap saat brbgai macam fregmentase kata yang memusat dalam benakku, yang
bgtu saja keluar dari mulutku yg bersimbah noda bagai air bekas cucian yang
memenuhi lidahku.
“rindu lengkung bawah lengkung alis
mata, tempat kau menambatkan cinta”, begitu terngiang dalam daun telinga yg
selama ini jauh dari nada-nada manja. “terulang”, ingin ku trbang ke masa silam
dalam kerlingan bunga-bunga malam yang memanja dia tas genting kaca.
Kerlipannya bgtu menggoda, kesetiaannya kepada sang malam sungguh terjaga,
namun kini “kau punah setia” ketika rindumu pudar dalam lena. Sehingga kau
membuat garis pemisah yang terbentang sangat dalam dan mengekangku. Sehingga
tak mudah aku menggapai dirimu.
Kini ruang tamu serasa asing, jauh dari
masa silam. Sedangkan kedatanganku adalah dalam prjalanan waktu panjang
berbekal canda dan tawa darimu, kau titipkan rindumu untuk aku masuk kedalam
ruang tamu ini lagi. Utk menengok jejak senyummu tatkala kau memikirkanku,
melihat tangismu saat kerinduanmu kau alamatkan padaku. “dan rindumu pun telah
sampai” dan aku sengaja tuk membalasnya, namun kini “mesti kemana rindu ini aku
alamatkan ?” dalam tarikan napas lepas tanyaku.
Bgtu sakit sukma ini sakit, “knpa kau
ini dik ?” lelah batinku brtanya dengan mulut tak lagi mampu bersuara, kau
hanya sendiri mengisak tangis yang aku tak mengerti. Tak kuasa duka luka batin
yang merobek pikir lalu berkelebat ke
sanubari yang terdalam. “kenapa begini akhirnya”..
kau yang beraut wajah mendung merunduk,
tidak ada yang perlu di maafkan sktika terucap
dalam bibi mungilmu.” dulu.. aku begitu di gelayuti ke kalutan, banyak
jemari-jemari kehidupan yang memetik permasalahan, tangan-tangan keadaan yang
memaksaku untuk melupakanmu”. “Aku aku butuh kasih sayang mas,,” di bekasi aku
hidup sendiri. Ikatan suci itu sprtinya terlalu berat bagiku.. kau terlalu baik
untukku mas. Mungkin ini yang terbaik, terlalu mahal kebaikanmu selama ini. Aku
akui, aku dulu yang berlutut di hadapanmu. Kau yang mengulurkan tanganmu,
kemudian mengajakku utk menghapus air mata yg mengaliri kehidupanku, keluargaku.
Begitu harum bisikanmu, begitu bening apa yang kau tegukkan dalam jiwaku, aku
merasa sbg gadis yg bgtu beruntung krn telah memilikimu…
waktu syawal terbuang dalam perasaan
yang suram, kejanggalan sikap dan ucapan trlihat memainkan pandangan. Ia pun
berlari kedalam kmdian tertelan mulut kamar bersama sayup-sayup sauara
bisik-bisik kadang hilang dan tenggelam. Senyap tiada bisik angin, tiada decak
cicak, tiada trdengar suara pintu kamar terbuka, hanya suara degup jantung yang
merusak heningnya malam. Di ambang pintu kamar seseorang berhenti memegang
korden batas pemisah ruang, “sing sabar nak..” badannya yg gemetar dan susah
aku gambarkan. Tanganku langsung merengkuh bahunya, “ibu sakit ?”. “iya nak,
aku memikirkan kalian”. Kata yg tak terlukis krna bgtu menyedihkan dgn suara
lirih dan bergetar.
……………………………………………………………………………………………………………………………
Fuieeeeeh,
cuieeeh.. bener2 yak, nulis cerita menguras energy en bikin tegang atas bawah.
Ahirnya klimax’s alias antuk, cepet bikin laperrrrrrrrrrr. ML duyu aaaagh.. “makan
lagi” mksd’a. hehehehehehe, pareeeeeng.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar