MUTIARA PENAWAR RINDU
Teringat sebuah lirik lagu,”untuk sebuah nama, rindu
tak pernah pudar”. Mgkin dulu.. belum menyadari pahitnya rasa rindu, apalagi
brpikir untuk takut kehilangan dan mengerti apa arti kehilangan. Bahkan tak
trlintas brpikir utk saling manyayangi. Tapi, masih saja ku meyakini bahwa
cintamu melebihi asap yg setia kepada bara api, sprti lautan yg setia terhadap
rasa asin. Sperti bayangan yg yang selalu ada bagi tuannya. Sangat disayangkan sekali,
“cinta tak memihakku”.. apa mgkin aku trlalu prcaya sgla rintihanmu? Ap aku yg
terlalu berharap padamu. Mgkn jawabannya adalah “keAajaiban”.
Aku sendiri mencumbui gelisah, ku duduki teras rumah
kurasakan ada yang menggerayangi aku, siapa lagi kalo bukan udara dingin dan
keresahan. Ya maklum saja si mentari sudah berlalu dari sorotan mataku, di
ikuti aroma jingga langit dan semaikin kelam. Sedikit aku menggerutu “ngapain
aku disini ?”. menunggu barangkali ada malaikat yang meronda di pelataran rumahku,
dan aku ingin memesan bidadari syurga utk skdr menemaniku mungkin.. rasanya
nyaman juga diam termangu. Dan aku spertinya semakin lama semakin betah saja.
Mataku terus bergerak, melirik kesamping kanan kiri, kebelakang.
Clingak-clinguk sprit orang hilang, sprti ada yang mengawasiku dari tadi.
Kembali kutolah toleh kiri kanan sprti tdak ada siapa2. swktu menoleh keatas..
O, ternyata kamu to? Ada sang bulan yang mengintaiku di balik mendung yang
pekat. Kembali termangu aku menatapnya, bibirku merekah perlahan2 tersenyu
sprti orang gila, atau emang aku sudah gila. (beuh) org gila memang seribu pola
rupanya.. ada yang gila kecil, gila besar, atau sekedar gila-gila saja. Upzzz..
jangan bilang aku ini apa?.
Rembulan begitu sadis, tersenyum dan menghilang.
Hanya menimbulkan kekecewaan. “kenapa begtu cepat kau menghilang karna
mendung?” seandainya ada malaikat yang menghampiriku, serta menggapaiku dan
mengajakku pergi dari kesengsaraan ini. Datangnya Langit malam yang padam,
menjemput dengan jutaan rasa rindu yang mencabik-cabik
tulang rusukku. Mengoyak luka yang dulu hilang berganti perih yang teramat
sangat. Kaki ini masih menginjak pusara rindu yang teramat dalam padamu..
bulan. Berharap kau dating memelukku, menyentuh lembut dadaku sprti saat yg
kita lakukan dulu. Ketika itu Seakan kau mendengar degup jantungku, yang
bernada rindu.
“Setiap catatan rindu, itulah namamu”. Tentangmu, ku
ukir dalam jeratan rasa rindu, namun semua telah mengandung kata luka, semua
mengerang rasa duka, smw yang meruangkan kata asa, smw kata yang mengandung
percuma. Mski smw masih trcampur simpul asmara yang terpendam. Bukankah kita
prnah berspakat kan menyangga bersama, bukankah dgn bersama jauh akan lebih
ringan dan lebih baik daripada sndir? Itulah mengapa tercipta tulisan ini,
sehingga kau mengerti.
Mgkin kau telah memahami sesuatu yang tk pernah aku
bisa mengerti, “aku tak pantas utkmu” bgtu katamu. Tak pantas kah aku mksdmu?
Krna kau lahir dari keluarga yg mampu. Sdgkn aku tak pantas utkmu krna srba
kekurangan dlam hidupku. Ea.. skdr basa-basi yang memang terlalu basi aku telan
mgkin. Kelebihan dan kekurangan, isi mengisi dan melengkapi. Tp ini bukanlah
dalih tuk mcari simpati. Kelemahan dan kekuatan, bagiku kelemahan adalah
kekuatan. Itu kunci utk bs menapakkn kaki di atas langit. Tapi jangan pernah
berharap dan berfikir, di langit masih ada ruang utk kau menghembuskan nafasmu!!
Jika itu dalihmu “aku tak pantas untukmu”. Aku tahu, kau ingin mcri yang lebih
itu saja sudah cukup dengan tanpa prlu bermain perasaann.
Angin malam sprti jarum yang menusuk tulang
belulang, terasa ngelu kaku sampai ubun2 kepalaku. Justru angin malam yang
mengajakku berjalan2 menelusuri perkebunan singkong belakang rumah. Di situ ku
melihat tanaman bunga sedap malam yang sedikit membetoti isi kepalaku. Begitu
seminya bunga itu di malam hari, bukankah bunga tidak akan tumbuh dalam dalam
kegelapan? Aku sadar, bahwa ini bukanlah kegelapan. Ternyata cinta yang selama
ini aki tabur adalah salah. Maka jika benar maka saat cinta itu bersemi ttak
akan ada yang mampu menghalangi.
…………………………………………………………………………………………………………………………….ZJHFKAASAWQERFWZXXZADFFAPASOASDFJGLBNQW,
waduuuuuch…..!!! Gmna nie, jariku masih betah manari2 mmengikuti iirama hati.
Mw gmn lgi player di otak lg trouble gieniee..(sbnr’a ud darie doeloe kaleee).
mgkin dgn bersntai sejenak menikmati secangkir kopi kembali muncul inspirasi.. S.R.U.F.U.U.U.U.U.U.T,,,
EACH !!. mantab coffe’a..
Ngemeng2 soal koffie, pahit namun nikmat. Jdi ke
inget lagi nie tulisanku ea.. kira2 3 tahun baheulak lagh, sama kopi juga
wacananya. End ada tapinya lho.. tapi kopi itu ku sajikan kpda someone, sebut
saja “bulan”. Mw tw racikannya ? okre degh nie :
terima
kasihlah,
telah sudi
minum kopiku.
tahukah kau,
kopi* ini ku tanam sendiri
benihnya ku pilih dari tujuh ladang**
ku semai tujuh purnama
ku sirami air dari tujuh kali***
ku tuai dengan tujuh basmalah (hajat).
============
telah sudi
minum kopiku.
tahukah kau,
kopi* ini ku tanam sendiri
benihnya ku pilih dari tujuh ladang**
ku semai tujuh purnama
ku sirami air dari tujuh kali***
ku tuai dengan tujuh basmalah (hajat).
============
maaflah
jika kopi ini terlalu pahit,
namun perjuangan ini,
lebih pahit.
jika kopi ini terlalu pahit,
namun perjuangan ini,
lebih pahit.
hemmmm.. apes bener yah nasib gw yak? Mw bahas nie
gk ea.. males bgt kyak’a dech.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar