Powered By Blogger

DERMAGA HATI

Titian Tintaku

Titian Tintaku

Kamis, 14 April 2011

MUSLIMAH DI TENGAH TANTANGAN ZAMAN


   Diana tampak begitu terpukul setelah di tinggal ibunya yang wafat akibat serangan jantung, meski peristiwa menyedihkan itu sudah hampir tiga bulan berlalu, namun tak tampak tanda tanda kesadihan akan segara beranjak dari diri gadis asal sukabumi tersebut, bahkan  perasaan kalutnya semakin bertambah bila ia teringat bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki uang sepeserpun, beruntung, ia masih memiliki tiga karung beras hasil dari para pelayat,artinya bahan makanan pokok utama tersebut masih dapat meringankan bebannya minimal dalam tiga bulan kedepan. Kendatipun demikian,

Diana yang ditinggal ayahnya sejak berusia lima tahun itu sekarang  harus memutar otak dengan cara apa ia musti mendapatkan uang untuk menutupi kebutuhan hidup, ia pun sempat berpikir untuk meneruskan profesi almarhumah ibunya yang bekerja sebagai tukang cuci pakaian milik tetangga sekitar, namun perasaan itu di tepisnya jauh jauh, ia merasa tak sanggup melakukannya.

Diana masih berharap untuk menamatkan pendidikan minimal di Sekolah Menengah Umum (SMU) yang sebentar lagi menghadapi ujian akhir,  ia pun bimbang sekali lantaran uang SPP-nya sudah beberapa bulan menunggak, ia sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan tentunya juga cepat didapat, sedangkan bila ia berprofesi sebagai tukang cuci pakaian, mana bisa ia dapat uang banyak dengan  cepat?, begitulah kira kira pikiran yang berkecamuk dalam diri gadis berkulit kuning langsat tersebut yang tak memiliki ketrampilan apapun selain ia hanya bisa duduk di bangku sekolah saja.


    Rupanya kegalauan Diana ini ditangkap dengan baik oleh teman lain kelasnya, Joko yang dikenal sebagai satpam malam di salah satu diskotik ternama di bilangan Jakarta itu mencoba menawarkan pekerjaan yang mudah dapat duit bagi Diana, apakah itu? dengan cara menjual keperawanan !!... Yah, Diana ditawari untuk menjual keperawanannya kepada pria yang kebetulan menjabat sebagai wakil rakyat daerah.

Setelah melalui rayuan gombal dan tawar menawar, akhirnya sang pejabat membuat surat perjanjian dengan Diana. Disepakati oleh dua belah pihak, transaksi berlangsung disebuah hotel dengan harga Rp. 3 juta. Usai malam transaksi itu tak disangka beberapa bulan kemudian, Diana Hamil, dari sejumlah uang yang disepakati, Diana hanya menerima uang Rp. 350 ribu. Sisanya masuk ke kantong Joko.

    Diana berupaya menuntut tanggung jawab sang pejabat, namun bapak wakil rakyat itu mungkir, alasannya dalam surat perjanjian tidak tercantumkan harus bertanggung jawab  dengan apa yang akan terjadi pada diri Diana nanti. Jadilah Diana menanggung malu dan derita selamanya. Impian merampungkan sekolah didepan mata pupuslah sudah.

    Wahai Saudariku... sungguh cukup menyayat hati kisah di atas khan ? bisa jadi kisah kisah Diana yang lain banyak merebak di bumi nusantara ini, Kisah perempuan yang berupaya untuk bangkit demi mempertahankan kelangsungan hidup dengan menempuh segala cara dan usaha.      
 
    Wahai saudariku.... di era kehidupan kapitalis dan liberal seperti sekarang, yang dijadikan barometer publik adalah uang atau materi, inilah yang terkadang memaksa orang untuk malakukan pekerjaan apa saja tanpa pandang halal-haram, bukan hanya seperti sosok Diana yang terpaksa, malah banyak gadis gadis secara sadar menekuni profesi  ” cepat saji ” itu, yang tentunya dapat menjatuhkan martabatnya sebagai perempuan seperti foto model sampul majalah panas, peragawati pakaian seadanya, penyanyi erotis, tukang pijat plus, model iklan yang mengekploitasi tubuh, hostes atau malah menjadi PSK.

    Wahai saudariku....seberat apapun hidup ini, hendaknya kita tetap berbekal iman, kerena hanya iman yang kuat dapat membentengi  serta menjadi filter dalam hidup anda. Keimanan dapat tumbuh kokoh dalam diri, tatkala anda rajin menyiraminya dengan mengikuti kajian rutin atau kajian keislaman, bergaul dengan orang orang sholeh dan sholehah, banyak berdzikir, berupaya memahami makna yang terkandung dalam kitab suci al Qur’an serta rajin melaksanakan sholat malam.

    Wahai saudariku...sementara itu guna mencukupi kebutuhan hidup ini, hendaknya anda kembali kepada konsep yang telah diajarkan Baginda Nabi Salallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabda beliau : Ista’inu hawaijakum bi izzatil anfus, fainnal umuro tajri bil maqodir, artinya, ” Penuhilah kebutuhan kalian dengan menjaga kehormatan diri, karena sesungguhnya semua  perkara itu berjalan sesuai dengan ketentuannya.”.

untuk itu baik kiranya apabila saudari mengembangkan potensi yang memang di berikan Allah sejak lahir didunia ini seperti menekuni dunia tata boga, jahit menjahit , menulis dls.

    Dan jika saudari harus mencari karunia Allah (nafkah) diluar rumah, maka carilah pekerjaan yang halal serta tanpa harus mengorbankan martabat sebagai perempuan juga  senantiasa tetap istiqomah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebab hal inilah yang akan mendatangkan keberkahan pada nafkah yang anda peroleh nantinya, nah, jika keberkahan telah didapat maka perjalanan hidup  yang saudari jalani  akan terasa tentram dan damai. Semoga............. amin.     

Selasa, 12 April 2011

sisi kehidupan yang terabaikan


Sisi kehidupan yang terabaikan
Bersama seri yang tak lagi nyata
Asik dan lirih terdengar bertasbih
Dalam bebas tanpa kebebasan
Dengan bibir yang bergetar tajam
Ditemani seribu bisu buah kealfaan

Malam dan kedamaian
Tenggelam oleh judi kehidupan
Sebagian terbuai mimpi misteri memabukkan

Sayap-sayap gila berdansa mengganggu semesta
Berpesta pora dengan bebas dan merdeka
tak perduli mengukir sejarah di tempat terhina
tak pernah berhenti mencipta dilema

 
Rasa dingin dan kabut di definisikan
Sebagai penyatuan diri bersama alam
Meski sungguh bukan kenyataan
Lebih kepada alasan dan pembenaran

Minggu, 10 April 2011

dear diary_"tulisan keresahan"' 28/11/2010._mengangkat makna dalam taman jiwa. by_pras

***
Bertahun musim setia silih berganti....
Membina tunas muda tumbuh dalam buaian embun pagi
Sedari dulu Mentari pagi ini tersenyum menyambut hari
Berharap resah pada jiwa pemuja atau entahlah penyepi

Angin datang membawa kesegaran bagi jiwa yang bimbang
Berlalu ia pergi tinggalkan goresan luka di dalam hati
Mengapa kau porak porandakan kehidupan Taman ku ini???

Hari yang gerak berlalu kian pula menjadi tak pasti
Melukai goresan hati semakin dalam menghujamkan kelam
Geliat malam temaram menjadi teman satu sisi kehidupan
Terpuruk merindu merobek kalbu dalam haru membiru

Angin datang dan berlalu membawa kabar masa lalu
Entah untuk apakah ia begitu semu membakar sebuah rindu
Duka impian dari malam yang tak pernah lagi datang
Karena jiwa penyepi menyatu dalam sepi hati sang malam

Bertahun musim setia silih berganti....
Mengulang masa kelabu lewati riang bagi sebuah bayangan
Impian rindu datang menggoda khayalan tak kunjung padam
Hancurkan ribu kepingan luka, meradangi ruang kesepian

Angin datang dan berlalu membawa kabar masa lalu
Sekali lagi ia menebar senyum bagi kehidupan taman jiwa
Senyum keceriaan saat datang menghembus menyusup manja
Dan berlalu pergi tinggalkan mimpi dalam malam yang sepi

Bertahun musim setia silih berganti....
Berhari terasa jejakan hari semakin tak mampu disadari
Tunas lalu yang tak lagi muda merana dalam resah dilema
Akankah angin kehidupannya kembali lukai rasa rindunya

Angin datang dan berlalu membawa kabar masa lalu
Rindu deras menggebu dalam kegelisahan luka rona asmara
Angin pergi berlalu disambut kepulangan dan menghilang
Sang Penyepi memuja malam untuk kecewa yang terulang

Malam datang menjelang, memeluk rindu teramat dalam
Tangiskan kehidupan pada putaran waktu yang tak menentu
Keheningan tercipta dalam luka lama ratapi para pemuja
Malam pun sirna menghilang terhampar cahaya keresahan

Bertahun musim setia silih berganti....
Cahaya harapan membias berlalu tuk mewarnai pelangi
Semua yang datang dan pergi gantikan putaran keresahan
Pelangi pun memudar tanpa lunturan di langit kehidupan

Angin datang membawa kesegaran bagi jiwa yang bimbang
Berlalu ia pun pergi tinggalkan goresan luka di dalam hati
Semua yang datang kembali pulang bersama musim menjelang
Tunas pun mulai melayu memendam benih luka masa lalu

***
Putaran musim berlalu menoreh hitungan tahun kegelisahan
Angin yang datang berlalu masih setia bawa kabar masa lalu
Malam yang indah menjelang memeluk rindu teramat dalam
Mengapa semua tega porak porandakan kehidupan Taman???

PUISI TERAHIR BUAT JUARIAH

terima kasihlah,
telah sudi
minum kopiku.
tahukah kau,
kopi* ini ku tanam sendiri
benihnya ku pilih dari tujuh ladang
ku semai tujuh purnama
ku sirami air dari tujuh kali
ku tuai dengan tujuh basmalah (hajat).
============

maaflah
jika kopi ini terlalu pahit,
namun perjuangan ini
lebih pahit